PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA KEPALA KELUARGA YANG MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA OLEH PERUSAHAAN BATU BARA DI DESA BUKIT PARIAMAN (NURINDAH ATIKA SARI)

December 1, 2015
Filed under: Data Portal Mahasiswa S1 

Data Portal Mahasiswa S1

Submitted by: ,
On: Dec 1, 2015 @ 12:47 PM
IP: 180.248.69.99

  • 1. Title [Judul]: PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA KEPALA KELUARGA YANG MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA OLEH PERUSAHAAN BATU BARA DI DESA BUKIT PARIAMAN
  • 2. Creator [Pengarang/ penulis]: NURINDAH ATIKA SARI
  • 3. Subject [Subjek dan kata kunci]: Pemutusan Hubungan Kerja, Psychological well-being
  • 4. Description [Abstrak] : Dampak dari pembatasan ekspor dan penurunan harga batu bara yang terjadi sejak tahun 2012, menyebabkan perusahaan-perusahaan pertambangan batu bara melakukan langkah-langkah efisensi salah satunya dengan melakukan pemutusan hubungan kerja. Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan pengusaha. Pengakhiran hubungan kerja ini menyebabkan kepala keluarga menjadi pengangguran dan dalam beberapa studi menunjukkan bahwa orang-orang yang relatif bahagia menjadi tidak bahagia setelah mereka menganggur.
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran kepala keluarga yang mengalami pemutusan hubungan kerja pada perusahaan batubara hingga mampu menghadapi kenyataan, menerima keadaan dan menjalani hidup serta tetap memenuhi peran sebagai kepala keluarga dan seorang individu. Penelitian ini juga bertujuan untuk memperoleh gambaran kesejahteraan psikologis seorang kepala keluarga setelah mengalami pemutusan hubungan kerja. Penelitian yang digunakan bersifat kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Subjek dalam penelitian ini sebanyak dua kepala keluarga dalam rentang usia produktif bekerja.
    Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemutusan hubungan kerja menimbulkan perasaan kecewa, bingung, dan sedih pada kepala keluarga yang mengalaminya. Namun hal tersebut juga membuat kedua subjek menjadi lebih religius setelah mengalami pemutusan kerja. Ditemukan pula bahwa dukungan sosial, kemampuan bersyukur dan prinsip hidup nrimo atau nompo membantu subjek menghadapi masa-masa sulit dalam mencapai kesejahteraan psikologis. Salah satu subjek mengatakan rasa nyaman di hati dan kehadiran pasangan sebagai kunci kesejahteraan psikologis sedangkan subjek yang lain menyatakan kesejateraan psikologis berupa perasaan bahagia dan tercukupi namun tidak berlebihan serta keadaan rumah tangga yang baik dan diimbangi dengan kesehatan fisik.
  • 5. Publisher [Nama Lembaga Kontributor]: Program Studi Psikologi
  • 6. Contributor [Pembimbing, promotor, ilustrator, produser, dll.] : Drs. Badruddin Nasir dan Andreas Agung Kristianto, S.Psi, M.A
  • 7. Date [Tanggal / tahun penciptaan atau penerbitan]: 2015
  • 8. Type: Artikel
  • 10. Right [Contoh: CCL, MIT, Open Document, dll.]: artikel

Loading